Tuesday, December 1, 2009

Daging Buatan Bisa Kurangi Efek Rumah Kaca

London, Untuk mencegah pemanasan global, mengurangi penderitaan hewan dan membantu para vegetarian, peneliti mengembangkan daging buatan hasil percobaan laboratorium. Produksi daging selama ini dianggap menyumbang 18 persen gas penyebab efek pemanasan global. Daging buatan adalah solusi untuk mencegah efek rumah kaca.

Peneliti dari Belanda mengembangkan ide tersebut setelah Sekretaris Kesehatan di Inggris, Andy Burnham melaporkan bahwa emisi karbon yang dilepas ke atmosfer hasil produksi daging cukup tinggi sehingga bisa menyebabkan pemanasan global. Menurutnya, produksi daging perlu dikurangi hingga sepertiganya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti membuat solusi yaitu menciptakan daging tanpa harus menyembelih atau membunuh seluruh binatang yang ingin diproduksi menjadi daging atau olahannya, sehingga emisi karbon bisa dikurangi. Selain itu, penyakit akibat konsumsi daging berlebih seperti jantung dan kanker pun diharapkan bisa berkurang.

"Kami mengembangkan daging buatan ini dari ekstrak sel otot babi, lalu mengembangkannya di cairan kultur daging lainnya. Sel-sel tersebut kemudian akan berkembang dan menciptakan jaringan otot yang membangun struktur dan tekstur sebuah daging," jelas seorang peneliti seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (1/12/2009).

"Produk ini akan berefek baik bagi lingkungan dan bisa mengurangi penderitaan hewan karena hanya diperlukan satu binatang untuk menciptakan banyak daging yang seharusnya berasal dari jutaan binatang. Jika rasanya seperti daging sungguhan, orang-orang pasti akan membelinya," tambahnya.

Daging buatan ini rencananya akan dijual di pasaran sekitar 5 tahun lagi karena peneliti masih mencari cara untuk mempercepat pertumbuhan sel-sel otot pembentuk daging tersebut agar dalam proses pembuatannya nanti bisa lebih cepat dan efektif.

Proyek ini didukung oleh pemerintah Belanda dan perusahaan pembuat sosis yang peduli akan lingkungan. Gas metana yang dihasilkan dari produksi daging dan olahannya diduga sebagai penyumbang efek rumah kaca terbesar bagi bumi.

Namun isu produk Genetically Modified (GM) pun muncul ketika ide daging buatan ini mulai dicobakan di laboratorium. Produk-produk GM saat ini memang sedang marak, namun banyak yang mencurigai efeknya yang buruk bagi kesehatan.

Inggris adalah salah satu negera yang kurang mendukung produksi produk-produk berbau rekayasa genetik. Minggu lalu, Pangeran Charles mengumumkan hasil survei Food Standards Agency tentang dampak yang dihasilkan dari produk GM.

Charles mengingatkan kepada masyarakatnya untuk tidak mengonsumsi produk GM jika tidak ingin memiliki masalah kesehatan. Menurutnya, komoditas pangan adalah hadiah dari alam dan sebaiknya tidak dimodifikasi. (detik.health)