Tuesday, August 15, 2017
Friday, March 28, 2014
Thursday, November 29, 2012
Penting Dilakukan dalam "Personal Branding"
" Membangun
image sekaligus mempertahankannya, sama sulitnya" . Karena itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Temukan dan asah kemampuan.
Hal pertama yang harus Anda ketahui dari diri sendiri adalah apa kelebihan diri yang bisa Anda tonjolkan? Cari tahu dan gali lebih dalam minat, bakat, kemampuan, dan keunggulan. Ingat kembali, kapan Anda merasa sangat senang melakukan sesuatu karena sangat menguasainya? Setelah tahu kekuatan yang Anda miliki, berikutnya adalah mengasah diri hingga menjadi ahli di bidang yang digeluti. Bekali diri dengan keterampilan atau teknologi terbaru yang akan memperlancar pekerjaan. Ikut kursus atau training bila perlu. Selain kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan daya jual juga bisa diasah dengan mengembangkan soft skills, seperti keterampilan presentasi, komunikasi, coaching, dan sebagainya.
Temukan dan asah kemampuan.
Hal pertama yang harus Anda ketahui dari diri sendiri adalah apa kelebihan diri yang bisa Anda tonjolkan? Cari tahu dan gali lebih dalam minat, bakat, kemampuan, dan keunggulan. Ingat kembali, kapan Anda merasa sangat senang melakukan sesuatu karena sangat menguasainya? Setelah tahu kekuatan yang Anda miliki, berikutnya adalah mengasah diri hingga menjadi ahli di bidang yang digeluti. Bekali diri dengan keterampilan atau teknologi terbaru yang akan memperlancar pekerjaan. Ikut kursus atau training bila perlu. Selain kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan daya jual juga bisa diasah dengan mengembangkan soft skills, seperti keterampilan presentasi, komunikasi, coaching, dan sebagainya.
Berani beda dan jadikan
trademark.
Saat Anda menjadi berbeda di tengah kumpulan orang yang sama, Anda tentu akan menjadi orang pertama yang menarik perhatian. Setelah berhasil menemukan kekuatan diri, waktunya untuk mengembangkan kekuatan itu menjadi sesuatu yang unik dan berbeda. Apalagi sebenarnya setiap orang sudah memiliki ciri khas yang berbeda dengan lainnya, misalnya gaya berpakaian, gaya bicara, atau kebiasaan tertentu. Jika perlu, jadikan perbedaan dalam diri Anda sebagai trademark.
Tampilkan karakter.
Merasa tak punya keahlian khusus? Tenang saja, untuk membangun citra diri, Anda juga bisa mengandalkan karakter diri. Misalnya, selama ini Anda dikenal sebagai pribadi yang ramah dan senang menolong. Gunakan itu sebagai keunggulan. Singkat cerita, ada seseorang yang selalu tergerak jiwanya untuk menolong orang lain yang sedang sakit atau kesusahan, padahal ia bukanlah seorang yang kaya raya. Sampai akhirnya setiap ia memberikan info tentang orang yang butuh pertolongan, semua orang berlomba-lomba ikut membantunya. Ini berarti ia sukses membangun branding sebagai seorang penolong yang murah hati.
Berani ambil tantangan.
Membangun citra positif butuh waktu yang tak sedikit, harus konsisten dan siap dengan segala risiko. Diperlukan kerja keras untuk membangun image sejak dari nol bahkan lebih sulit lagi untuk mempertahakannya. Proses mencapai kesuksesan memang akan memakan waktu lama, tapi saat mengerjakan sesuatu sesuai minat tentu akan terasa lebih mudah kan?
Eksis.
Percaya atau tidak, mau atau tidak mau untuk memiliki nilai jual yang bagus, Anda harus berani eksis. Berani menampilkan diri dalam setiap kesempatan. Tak pernah segan bertemu dengan orang-orang baru dan menjalin pertemanan baru. Karena itu, orang dengan "merek" bagus biasanya punya banyak kenalan, teman dan sahabat. Sebab mereka rajin menjalin silaturahmi dan networking, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Tak heran, jika kemudian mereka sering diburu klien, head hunter, atau sekedar "ditodong" untuk berbagai ilmu.
Yasha Chatab, pakar branding mengatakan ada dua hal yang juga penting dilakukan saat branding diri yakni, pertama mendeskripsikan dengan jelas siapa Anda dan apa tujuan Anda, agar orang lain tidak salah menilai dan mengenali Anda. Kedua, berperilaku, berucap, berkontribusi positif secara visi dan pemikiran. (courtesy of kompas.com)
(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi) -
Saat Anda menjadi berbeda di tengah kumpulan orang yang sama, Anda tentu akan menjadi orang pertama yang menarik perhatian. Setelah berhasil menemukan kekuatan diri, waktunya untuk mengembangkan kekuatan itu menjadi sesuatu yang unik dan berbeda. Apalagi sebenarnya setiap orang sudah memiliki ciri khas yang berbeda dengan lainnya, misalnya gaya berpakaian, gaya bicara, atau kebiasaan tertentu. Jika perlu, jadikan perbedaan dalam diri Anda sebagai trademark.
Tampilkan karakter.
Merasa tak punya keahlian khusus? Tenang saja, untuk membangun citra diri, Anda juga bisa mengandalkan karakter diri. Misalnya, selama ini Anda dikenal sebagai pribadi yang ramah dan senang menolong. Gunakan itu sebagai keunggulan. Singkat cerita, ada seseorang yang selalu tergerak jiwanya untuk menolong orang lain yang sedang sakit atau kesusahan, padahal ia bukanlah seorang yang kaya raya. Sampai akhirnya setiap ia memberikan info tentang orang yang butuh pertolongan, semua orang berlomba-lomba ikut membantunya. Ini berarti ia sukses membangun branding sebagai seorang penolong yang murah hati.
Berani ambil tantangan.
Membangun citra positif butuh waktu yang tak sedikit, harus konsisten dan siap dengan segala risiko. Diperlukan kerja keras untuk membangun image sejak dari nol bahkan lebih sulit lagi untuk mempertahakannya. Proses mencapai kesuksesan memang akan memakan waktu lama, tapi saat mengerjakan sesuatu sesuai minat tentu akan terasa lebih mudah kan?
Eksis.
Percaya atau tidak, mau atau tidak mau untuk memiliki nilai jual yang bagus, Anda harus berani eksis. Berani menampilkan diri dalam setiap kesempatan. Tak pernah segan bertemu dengan orang-orang baru dan menjalin pertemanan baru. Karena itu, orang dengan "merek" bagus biasanya punya banyak kenalan, teman dan sahabat. Sebab mereka rajin menjalin silaturahmi dan networking, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Tak heran, jika kemudian mereka sering diburu klien, head hunter, atau sekedar "ditodong" untuk berbagai ilmu.
Yasha Chatab, pakar branding mengatakan ada dua hal yang juga penting dilakukan saat branding diri yakni, pertama mendeskripsikan dengan jelas siapa Anda dan apa tujuan Anda, agar orang lain tidak salah menilai dan mengenali Anda. Kedua, berperilaku, berucap, berkontribusi positif secara visi dan pemikiran. (courtesy of kompas.com)
(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi) -
Thursday, March 22, 2012
Monday, March 5, 2012
KAMUS ISTILAH PERIKLANAN INDONESIA
TERBARU
Benefit Headline: Judul iklan yang secara langsung mengungkapkan manfaat & keunggulan produk
Brand Loyalty : Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek yang diekspresikan melalui perhatian maupun sikap untuk mengulang pembelian merk tersebut secara berkala.
Behaviouristic Segmentation : Metode yang dipakai untuk menentukan segmen pasar dengan cara mengumpulkan konsumen ke dalam kelompok kaitan produk berdasar pengetahuan, sikap, kebiasaan, penggunaan, maupun respon mereka terhadap suatu produk
Brand Equity : Keseluruhan dari apa yang ada di dalam benak konsumen, distributor, penyalur, dan pesaing terhadap suatu merek. Hal itu menjadi kelebihan yang dimiliki oleh merk tersebut.
Ascender : (Dalam typografi) garis yang mencuat ke atas hingga berada
diatas ketinggian huruf huruf kecil, seperti h,b dan k
Advertising Lineage : Jumlah baris dalam suatu publikasi yang berisi berbagai pesan periklanan
Benefit Headline: Judul iklan yang secara langsung mengungkapkan manfaat & keunggulan produk
Brand Loyalty : Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek yang diekspresikan melalui perhatian maupun sikap untuk mengulang pembelian merk tersebut secara berkala.
Behaviouristic Segmentation : Metode yang dipakai untuk menentukan segmen pasar dengan cara mengumpulkan konsumen ke dalam kelompok kaitan produk berdasar pengetahuan, sikap, kebiasaan, penggunaan, maupun respon mereka terhadap suatu produk
Brand Equity : Keseluruhan dari apa yang ada di dalam benak konsumen, distributor, penyalur, dan pesaing terhadap suatu merek. Hal itu menjadi kelebihan yang dimiliki oleh merk tersebut.
Nantikan Istilah isitlah Periklanan Indonesia, selanjutnya !!
Friday, May 7, 2010
Awas Virus Singapura Menyerang Anak-anak
Penyakit mulut, kaki, dan tangan atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HMFD), atau masyarakat menyebutnya dengan virus Singapura sering ditemui pada anak dan bayi. Sesungguhnya virus Singapura bukan berasal dari Negara Singapura seperti yang banyak diduga orang. Melainkan penyakit ini sebenarnya sudah lama ada, namun kembali berjangkit dan menjadi pandemik di Singapura. Oleh karena itulah penyakit ini dijuluki dengan nama virus Singapura.
Gejala awal anak yang terjangkit virus Singapura adalah demam, kemudian diikuti dengan gejala lain seperti sariawan di rongga mulut, gusi, dan pipi bagian dalam dengan jumlah yang cukup banyak. Selain itu, muncul bintil-bintil kecil mirip dengan cacar yang muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Bintil ini terkadang juga muncul di bokong, dan mudah pecah. Anak yang terserang juga akan merasakan ngilu dan nyeri pada tangan, kaki dan mulut sehingga terlihat lemas.
Menurut dr Tanti Yohana dari Rumah Sakit Dr Oen Surakarta, anak-anak yang terkena virus Singapura biasanya malas makan dan minum karena rasa nyeri dalam mulut akibat sariawan. Suhu badan juga naik tinggi hingga 39 derajat Celcius. Sehingga perlu diwaspadai jika anak mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) akibat demam.
“Virus coxsackie, picornaviriday dan enterovirus 71 adalah beberapa jenis virus penebar benih penyakit ini. Virus ini mudah sekali bermutasi dan menular saat musim peralihan atau pancaroba, selain juga faktor kepadatan penduduk dan mobilitas, seperti saat ini,” papar Tanti, sapaannya.
Penyakit virus Singapura memang bukan termasuk kategori penyakit berbahaya. Dari sejumlah kasus yang ada, penderita akan dapat kembali sehat seperti semula setelah menjalani perawatan. Tapi karena virus ini begitu mudah menular di kalangan anak-anak, tentu saja hal tersebut mudah memancing kepanikan orangtua.
Tanti mengungkapkan, beberapa minggu ini angka anak yang menderita virus Singapura terutama yang ditangani di rumah sakitnya cenderung mengalami peningkatan. Dia menduga, musim pancaroba menjadi faktor penyebab, selain juga karena daya tahan tubuh si anak yang kurang baik. “Tak hanya itu, gejala bintil-bintil yang muncul di tangan dan kaki juga menjadi lebih parah dari biasanya. Karena beberapa pasien yang saya tangani, bintil yang terjadi menyebar hingga tungkai dan lengan,” ujar dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya Jakarta ini.
Virus penyebab penyakit sangat mudah menular pada orang lain di sekitar penderita. Penularan biasanya melalui kontak langsung yakni lewat bersin, pilek, air liur, cairan yang keluar dari bintil, atau melalui perkakas yang digunakan penderita seperti handuk, baju, ataupun celana. Sehingga sangat disarankan untuk anak yang menderita penyakit ini terutama yang sudah duduk di bangku sekolah untuk sementara waktu menghindari kontak dengan teman-temannya agar virus tak menyebar.
“Masyarakat tidak perlu panik dan jika memang diketahui anaknya mengidap gejala penyakit ini sebaiknya segera menjalani perawatan dan tidak bersekolah untuk mencegah penularan ke anak lain,” imbaunya.
Masa inkubasi penyakit berkisar antara tiga hingga empat hari. Dari kasus yang sudah ditemui biasanya penderita akan sembuh dalam waktu tujuh sampai 10 hari, itu pun jika si anak dalam kondisi tubuh yang baik.
Belum Ada Obatnya
Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk menangani virus penyebab penyakit tangan, kaki dan mulut. Sehingga, pengobatan yang dilakukan hanya berupa pengobatan simptomatis, yaitu mengobati gejala yang timbul. Misalnya, pada demam dan sakit kepala diberi obat pereda demam (paracetamol) dan pereda nyeri. Jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, dokter mungkin akan memberikan antibiotik.
“Penyakit ini bertipe self limiting diseases, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya. Pasien hanya perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang memerlukan rawat inap di rumah sakit hanya dengan gejala berat dan komplikasi,” kata wanita asli Jakarta ini.
Meski belum ada obatnya, keadaan umum anak yang menderita harus tetap dijaga. Diusahakan tetap makan dan minum karena dapat berperan dalam proses penyembuhan. Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik.
Pencegahan penyakit ini adalah dengan mengilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan, serta memperhatikan kebersihan (hygiene dan sanitasi) lingkungan maupun perorangan.
Cara yang paling gampang dilakukan, menurut Tanti, adalah membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan dengan penderita, atau membersihkan peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi dengan disinfektan (bahan kimia pencegah infeksi). (Ikrob Didik Irawan)
sumber : harianjoglosemar
Gejala awal anak yang terjangkit virus Singapura adalah demam, kemudian diikuti dengan gejala lain seperti sariawan di rongga mulut, gusi, dan pipi bagian dalam dengan jumlah yang cukup banyak. Selain itu, muncul bintil-bintil kecil mirip dengan cacar yang muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Bintil ini terkadang juga muncul di bokong, dan mudah pecah. Anak yang terserang juga akan merasakan ngilu dan nyeri pada tangan, kaki dan mulut sehingga terlihat lemas.
Menurut dr Tanti Yohana dari Rumah Sakit Dr Oen Surakarta, anak-anak yang terkena virus Singapura biasanya malas makan dan minum karena rasa nyeri dalam mulut akibat sariawan. Suhu badan juga naik tinggi hingga 39 derajat Celcius. Sehingga perlu diwaspadai jika anak mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) akibat demam.
“Virus coxsackie, picornaviriday dan enterovirus 71 adalah beberapa jenis virus penebar benih penyakit ini. Virus ini mudah sekali bermutasi dan menular saat musim peralihan atau pancaroba, selain juga faktor kepadatan penduduk dan mobilitas, seperti saat ini,” papar Tanti, sapaannya.
Penyakit virus Singapura memang bukan termasuk kategori penyakit berbahaya. Dari sejumlah kasus yang ada, penderita akan dapat kembali sehat seperti semula setelah menjalani perawatan. Tapi karena virus ini begitu mudah menular di kalangan anak-anak, tentu saja hal tersebut mudah memancing kepanikan orangtua.
Tanti mengungkapkan, beberapa minggu ini angka anak yang menderita virus Singapura terutama yang ditangani di rumah sakitnya cenderung mengalami peningkatan. Dia menduga, musim pancaroba menjadi faktor penyebab, selain juga karena daya tahan tubuh si anak yang kurang baik. “Tak hanya itu, gejala bintil-bintil yang muncul di tangan dan kaki juga menjadi lebih parah dari biasanya. Karena beberapa pasien yang saya tangani, bintil yang terjadi menyebar hingga tungkai dan lengan,” ujar dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya Jakarta ini.
Virus penyebab penyakit sangat mudah menular pada orang lain di sekitar penderita. Penularan biasanya melalui kontak langsung yakni lewat bersin, pilek, air liur, cairan yang keluar dari bintil, atau melalui perkakas yang digunakan penderita seperti handuk, baju, ataupun celana. Sehingga sangat disarankan untuk anak yang menderita penyakit ini terutama yang sudah duduk di bangku sekolah untuk sementara waktu menghindari kontak dengan teman-temannya agar virus tak menyebar.
“Masyarakat tidak perlu panik dan jika memang diketahui anaknya mengidap gejala penyakit ini sebaiknya segera menjalani perawatan dan tidak bersekolah untuk mencegah penularan ke anak lain,” imbaunya.
Masa inkubasi penyakit berkisar antara tiga hingga empat hari. Dari kasus yang sudah ditemui biasanya penderita akan sembuh dalam waktu tujuh sampai 10 hari, itu pun jika si anak dalam kondisi tubuh yang baik.
Belum Ada Obatnya
Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk menangani virus penyebab penyakit tangan, kaki dan mulut. Sehingga, pengobatan yang dilakukan hanya berupa pengobatan simptomatis, yaitu mengobati gejala yang timbul. Misalnya, pada demam dan sakit kepala diberi obat pereda demam (paracetamol) dan pereda nyeri. Jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, dokter mungkin akan memberikan antibiotik.
“Penyakit ini bertipe self limiting diseases, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya. Pasien hanya perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Pasien yang memerlukan rawat inap di rumah sakit hanya dengan gejala berat dan komplikasi,” kata wanita asli Jakarta ini.
Meski belum ada obatnya, keadaan umum anak yang menderita harus tetap dijaga. Diusahakan tetap makan dan minum karena dapat berperan dalam proses penyembuhan. Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik.
Pencegahan penyakit ini adalah dengan mengilangkan kekumuhan dan kepadatan lingkungan, serta memperhatikan kebersihan (hygiene dan sanitasi) lingkungan maupun perorangan.
Cara yang paling gampang dilakukan, menurut Tanti, adalah membiasakan selalu cuci tangan, khususnya sehabis berdekatan dengan penderita, atau membersihkan peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi dengan disinfektan (bahan kimia pencegah infeksi). (Ikrob Didik Irawan)
sumber : harianjoglosemar
Tuesday, December 1, 2009
Daging Buatan Bisa Kurangi Efek Rumah Kaca
London, Untuk mencegah pemanasan global, mengurangi penderitaan hewan dan membantu para vegetarian, peneliti mengembangkan daging buatan hasil percobaan laboratorium. Produksi daging selama ini dianggap menyumbang 18 persen gas penyebab efek pemanasan global. Daging buatan adalah solusi untuk mencegah efek rumah kaca.
Peneliti dari Belanda mengembangkan ide tersebut setelah Sekretaris Kesehatan di Inggris, Andy Burnham melaporkan bahwa emisi karbon yang dilepas ke atmosfer hasil produksi daging cukup tinggi sehingga bisa menyebabkan pemanasan global. Menurutnya, produksi daging perlu dikurangi hingga sepertiganya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti membuat solusi yaitu menciptakan daging tanpa harus menyembelih atau membunuh seluruh binatang yang ingin diproduksi menjadi daging atau olahannya, sehingga emisi karbon bisa dikurangi. Selain itu, penyakit akibat konsumsi daging berlebih seperti jantung dan kanker pun diharapkan bisa berkurang.
"Kami mengembangkan daging buatan ini dari ekstrak sel otot babi, lalu mengembangkannya di cairan kultur daging lainnya. Sel-sel tersebut kemudian akan berkembang dan menciptakan jaringan otot yang membangun struktur dan tekstur sebuah daging," jelas seorang peneliti seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (1/12/2009).
"Produk ini akan berefek baik bagi lingkungan dan bisa mengurangi penderitaan hewan karena hanya diperlukan satu binatang untuk menciptakan banyak daging yang seharusnya berasal dari jutaan binatang. Jika rasanya seperti daging sungguhan, orang-orang pasti akan membelinya," tambahnya.
Daging buatan ini rencananya akan dijual di pasaran sekitar 5 tahun lagi karena peneliti masih mencari cara untuk mempercepat pertumbuhan sel-sel otot pembentuk daging tersebut agar dalam proses pembuatannya nanti bisa lebih cepat dan efektif.
Proyek ini didukung oleh pemerintah Belanda dan perusahaan pembuat sosis yang peduli akan lingkungan. Gas metana yang dihasilkan dari produksi daging dan olahannya diduga sebagai penyumbang efek rumah kaca terbesar bagi bumi.
Namun isu produk Genetically Modified (GM) pun muncul ketika ide daging buatan ini mulai dicobakan di laboratorium. Produk-produk GM saat ini memang sedang marak, namun banyak yang mencurigai efeknya yang buruk bagi kesehatan.
Inggris adalah salah satu negera yang kurang mendukung produksi produk-produk berbau rekayasa genetik. Minggu lalu, Pangeran Charles mengumumkan hasil survei Food Standards Agency tentang dampak yang dihasilkan dari produk GM.
Charles mengingatkan kepada masyarakatnya untuk tidak mengonsumsi produk GM jika tidak ingin memiliki masalah kesehatan. Menurutnya, komoditas pangan adalah hadiah dari alam dan sebaiknya tidak dimodifikasi. (detik.health)
Peneliti dari Belanda mengembangkan ide tersebut setelah Sekretaris Kesehatan di Inggris, Andy Burnham melaporkan bahwa emisi karbon yang dilepas ke atmosfer hasil produksi daging cukup tinggi sehingga bisa menyebabkan pemanasan global. Menurutnya, produksi daging perlu dikurangi hingga sepertiganya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti membuat solusi yaitu menciptakan daging tanpa harus menyembelih atau membunuh seluruh binatang yang ingin diproduksi menjadi daging atau olahannya, sehingga emisi karbon bisa dikurangi. Selain itu, penyakit akibat konsumsi daging berlebih seperti jantung dan kanker pun diharapkan bisa berkurang.
"Kami mengembangkan daging buatan ini dari ekstrak sel otot babi, lalu mengembangkannya di cairan kultur daging lainnya. Sel-sel tersebut kemudian akan berkembang dan menciptakan jaringan otot yang membangun struktur dan tekstur sebuah daging," jelas seorang peneliti seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (1/12/2009).
"Produk ini akan berefek baik bagi lingkungan dan bisa mengurangi penderitaan hewan karena hanya diperlukan satu binatang untuk menciptakan banyak daging yang seharusnya berasal dari jutaan binatang. Jika rasanya seperti daging sungguhan, orang-orang pasti akan membelinya," tambahnya.
Daging buatan ini rencananya akan dijual di pasaran sekitar 5 tahun lagi karena peneliti masih mencari cara untuk mempercepat pertumbuhan sel-sel otot pembentuk daging tersebut agar dalam proses pembuatannya nanti bisa lebih cepat dan efektif.
Proyek ini didukung oleh pemerintah Belanda dan perusahaan pembuat sosis yang peduli akan lingkungan. Gas metana yang dihasilkan dari produksi daging dan olahannya diduga sebagai penyumbang efek rumah kaca terbesar bagi bumi.
Namun isu produk Genetically Modified (GM) pun muncul ketika ide daging buatan ini mulai dicobakan di laboratorium. Produk-produk GM saat ini memang sedang marak, namun banyak yang mencurigai efeknya yang buruk bagi kesehatan.
Inggris adalah salah satu negera yang kurang mendukung produksi produk-produk berbau rekayasa genetik. Minggu lalu, Pangeran Charles mengumumkan hasil survei Food Standards Agency tentang dampak yang dihasilkan dari produk GM.
Charles mengingatkan kepada masyarakatnya untuk tidak mengonsumsi produk GM jika tidak ingin memiliki masalah kesehatan. Menurutnya, komoditas pangan adalah hadiah dari alam dan sebaiknya tidak dimodifikasi. (detik.health)
Subscribe to:
Posts (Atom)